
Sebuah percakapan singkat antara suami dan istri.
Suami : Sayang, happy birthday ya. Ini aku ada surprise buat kamu. (Suami tersenyum sambil menyerahkan kado pada istrinya)
Istri : Surprise apa, Pa? Tumben nih ingat ulang tahun Mama. (Sambil membuka kado)
Lalu…
Istri : Loh, Pa…kok sepatunya warna merah sih. Lagian aku udah punya model begini. Aku maunya slip on putih itu lo pa. Lagi hits banget kan..Bla..bla..bla..
Suami : (Kecewa) Iya deh Ma. Maafin Papa ya.
Pernah ngalamin kejadian kayak diatas gak? Saat suami atau orang terdekat memberikan hadiah kepada kita tapi respon kita malah seperti itu. Hal ini disebut momentum killer. Padahal kalau saja respon kita memberikan pujian dan tersenyum manis dengan penuh rasa terimaksih, bisa jadi suami atau orang terkasih akan merasa dihargai dan bahkan akan memberikan hadiah yang lebih bagus lagi.
Jika selama ini kita lebih banyak menjadi momentum killer, mungkin pelan-pelan bisa diubah ya. Saya juga belajar menjadi momentum builder sejak menikah. Berusaha menghidupkan moment yang diberikan pasangan kita yang sudah berusaha menyenangkan kita. Sekecil apapun. Misal ketika suami mau membantu mencucikan piring atau menjemur pakaian saat kita sedang repot memasak, saya akan mengucapkan terimakasih setulusnya. Suami juga selalu mengucapkan terima kasih jika saya memasakkan makanan untuknya (padahal boleh dibilang itu tugas istri ya), dan memuji apapun hasil masakan saya. “ Enak masakannya sayang. Makasih ya.” “ Gakpapa kok kalau misalnya kurang garam, namanya juga belajar. Abang senang adek belajar resep baru.” Nah, kalau udah dipuji begitu saya jadi semakin semangat masak terus, hehehe.
Momentum builder berarti menghargai setiap momen bersama pasangan. Fokus benar-benar menikmati waktu dengan pasangan. Ngobrol, tertawa bersama, diskusi adalah hal-hal yang sering dilupakan padahal itu sangat penting. Jangan sampai saat kita pergi berdua bersama pasangan, entah itu makan di restoran berdua atau liburan berdua, kita malah sibuk dengan gadget kita dan pekerjaan kita sehingga mengabaikan pasangan. Badan bersama dia, tapi fikiran terbang entah kemana.
Bagi saya menjadi momentum builder tidak hanya berlaku untuk pasangan saja, tapi juga kepada teman, sahabat atau rekan. Misalkan saja ketika teman, sahabat atau rekan kita sedang mengalami momen bahagia , seperti melahirkan misalnya , sebaiknya kita mengucapkan selamat dan ikut berbahagia, jangan malah nyeletuk , “Kok item sih bayinya.” “ Melahirkan caesar ya? Kok bisa, katanya udah senam hamil.” Mungkin saja karena celetukan itu, si ibu merasa momen bahagianya dirusak dan menjadi sedih. Doakan selalu hal-hal baik untuk orang lain dan berilah semangat daripada membuatnya bersedih. Atau saat teman sedang menjelaskan bisnis online yang baru dirintis, kita dengan seenaknya bilang, “Ngapain sih belanja online. Ntar banyak nipu-nipu.” Atau “ Bagusan beli di toko aja. Kan gak kena ongkir. Bisa lihat langsung barang.” Kalau saya sih kalo memang gak niat beli atau gak suka belanja online, mendingan diam saja. Gak usah nyeletuk yang dia gak tahu, apalagi jika dia memang gak paham belanja online.Bukan apa-apa, dengan kita mengatakan seperti itu, seolah-olah kita memutus rezeki orang yang berkecimpung di bisnis online. Ngomong-ngomong belanja online, Resiko belanja online ya memang tetap ada, karena itu kita harus jadi pembeli yang smart. Kapan-kapan saya cerita tips belanja online yang nyaman dan aman ya buk ibuk. Hehehe..
Mulai sekarang, ciptakan momenmu ! Don’t wait for a perfect moment,take the moment and make it perfect!